Kajian mengenai sejarah peradaban Islam telah melalui dan mengalami beberapa periode, pada tiap periode selalu menampilkan nilai-nilai universalisme Islam dalam berbagai aspek kehidupan yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi umat muslim pada era abad saat ini.
Ajaran islam seyogianya senantiasa menampilkan kultur yang dinamis
konstruktif dan produktif, serta diharapkan mampu mendeklarasikan sebagai
ajaran yang membawa kebaikan untuk semua, tanpa diskriminasi dalam bentuk
apapun. Orang-orang islam seharusnya memahami dan mengembangkan pikirannya akan
adanya kemajemukan di dalam masyarakat. Sejalan dengan hal itu harus adanya rasa
saling menghormati dan menghargai antarsesama manusia tanpa pandang suku agama
ras dan antar golongan. Ajaran ini tidak hanya ada di agama Islam saja, namun
harus ada di semua agama lainnya yang menanamkan akan nilai-nilai universalitas
dasar yang mengajarkan kedamaian, saling menghargai, kesopanan, etika dalam bermasyakat
dan bernegara.
Saat ini generasi millenial menjadi perbincangan yang hangat di
kalangan masyarakat dari berbagai aspek, misalnya pendidikan, teknologi, maupun
budaya dan moral. Millenial atau yang disebut generasi Y, mengutip rumahmillennials.com,
merupakan sekelompok orang yang dilahirkan setelah generasi X, ini berarti
orang yang lahir antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2000-an. Merujuk pada
pengertian tadi, generasi muda itu sekarang berumur 17- 42 pada tahun ini. Millenial
dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,
apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.
Tidak dipungkiri berkembang pesatnya teknologi, apalagi berbasis
digital banyak literasi-literasi yang dimuat di berbagai platform media. Dikutip
dari inet.detik.com, ada 143,26 juta orang pengguna internet dari jumlah 262
juta penduduk Indonesia. Maka lebih dari separuh penduduk Indonesia memiliki gawai
yang terhubung ke internet secara langsung.
Orang dengan mudah mencari
dan mengambil informasi tersebut. Tak jarang kebanyakan isinya mengandung ujaran
kebencian, radikalisme, provokasi untuk membelah pecah umat, dan lain-lain.
Sebagai generasi millenial yang melek dengan teknologi, sepatutnya
penggunaan digital dikelola dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Salah satunya
adalah menggunakan untuk sarana kampanye dengan memproduksi konten-konten
nilai-nilai berdakwah yang humanis dan menyuarakan narasi-narasi damai. Untuk melakukan
hal itu, setidaknya ada sembilan nilai dari Gus Dur yang dapat dijadikan
sebagai acuan yang dapat diterima semua kalangan masyarakat.
Sembilan nilai itu adalah : ketauhidan, kemanusiaan, keadilan,
kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan dan kearifan tradisi.
Islam sudah memaparkan dalam berbagai manifestasi penting, tidak
lain adalah dalam ajaran-ajarannya. Ajaran Islam yang mencakup aspek akidah,
syariah dan akhlak (biasanya diartikan norma kesusilaan dan etika hidup), menonjolkan
perhatian yang besar terhadap persoalan kemanusiaan. Ini dapat dilihat dari maqasid al-syariah
yang sifatnya al-dharuriyyat yaitu; menjamin keselamatan agama, badan, akal,
keturunan, harta dan kehormatan. Selain itu, Islam juga menampilkan nilai-nilai
kemasyarakatan yang luhur sebagai tujuan dasar syari'ah yaitu; keadilan,
ukhuwwah, takaful, kebebasan dan kehormatan. Disamping hal tersebut, kita harus
memelihara dalam tiga hubungan, Habl
min Allah (hubungan dengan Tuhan), Habl min al-naas (hubungan dengan sesama
manusia), dan Habl min al-alam (hubungan dengan alam dunia) untuk
mencapai keteraturan dan kestabilan dalam hidup.