PERSAMAAN dan PERBEDAAN
TASAWUF AKHLAQI, IRFANI dan FALSAFI
Makalah Dipresentasikan
Dalam Mata Kuliah
Akhlak Tasawuf
Oleh:
Alaik Ridhallah : 1402046027
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB
I
PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang
Secara keilmuan, “tasawuf”
adalah disiplin ilmu yang baru dalam
syari’at Islam, demikian menurut Ibnu Khaldun”[1] istilah tasawuf adalah
suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya
membersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan mahabbah yang
sedekat-dekatnya. Tasawuf mempunyai banyak arti dan istilah yang semuanya itu
merupakan ajaran tentang kesehajaan, kezuhudan, kesederhanaan, jauh dari
kemegahan dan selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Intinya segala
perilaku dan perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah SWT.
Maka dari pengertian di
atas, kami dari kelompok ini akan mencoba memaparkan tentang pengertian,
perbedaan, dan persamaan tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ?
2.
Apa
Perbedaan Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ?
3.
Apa
Persamaan Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi
1.
Tasawuf Irfani
Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’an Surah An-Naml
ayat 74 :
وَإِنَّ
رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ
Artinya: "Dan
sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka
dan apa yang mereka nyatakan."
Ayat di
atas menunjukkan pada kita bahwa formalitas belum tentu sesuai dengan kegaiban
dalam fikiran (jalan fikiran) dan kegaiban dalam hati (niat dan hajat dalam
hati).
Tasawuf Irfani
adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau makrifah diperoleh
dengan tidak melalui logika atau pambelajaran atau pemikiran, tetapi melalui
pemberian Tuhan (mauhibah). Irfan secara etimologi bermakna pengetahuan, sebab
irfan dan tasawuf islam menunjukkan suatu bentuk pengetahuan, dimana perjalanan
suluk (riyadha) seorang hamba kepada Allah Swt.[2]
Irfan
secara global, terdapat empat periode yang dapat dijadikan patokan utama:
a.
Pertama, dari sejak kemunculan ifran hingga masa
Hallaj dan Rabi’ah.
b.
Kedua, dari sejak masa Rabi’ah hingga masa Abu Sa’id
Abu khair.
c.
Ketiga, dari masa Abu Khair hingga Ibn Arabi.
d.
Keempat, dari masa Ibn Arabi hingga masa kini.
Berikut
ini penjelasa masing-masing bagian dari metode Irfani:
a. Riyadhah
Riyadhah adalah latihan
kejiwaan melalui upaya membiasakan diri agar tidak melakukan perihal yang
mengotori jiwa. Didalam riyadhah
ini juga diperlukan mujahadah, yaitu kesungguhan dalam berusaha dalam
meninggalkan sifat-sifat buruk.
b. Tafakur
(Reflaksi)
Secara
harfiah Tafakur berarti memikirkan sesuatu secara mendalam, sistematis, dan
terperinci. Menurut Imam al-Ghazali, jika ilmu sudah sampai hati, keadaan hati
akan berubah, jika hati sudah berubah, perilaku anggota badan juga berubah.
c.
Tazkiyat An-Nafs
Secara
harfiyah Tazkiyat An-Nafs terdiri atas dua kata yaitu Tazkiyat dan An-Nafs.
Kata tazkiyat bersal dari bahasa arab, yaitu isim masdar dari kata zakka yang
berarti penyucian. Kata An-Nafs berarti jiwa.dengan begitu dapat diketahui
Tazkitat An-Nafs bermakna penyucian jiwa.
d.
Dzikrullah
Istilah
Zikr berasal dari bahsa Arab, yang berarti mengisyaratkan, mengagungkan,
menyebut atau mengingat-ingat . Berzikir kepada Allah berati zikrullah, atau
menggingatkan diri kepada Allah sebagai Tuhan yang disembah dengan
sebaik-baiknya, Tuhan Maha Agung dan Maha Suci. Dzikrullah adalah tuntutan
masalah ruhiyah atau yang berhubungan dengan masalah pengamalan ruhiyah (batin).
Dari pengertian dan penuturan di atas bisa kita simpulkan:
Sesungguhnya
makrifat yang hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan, sebagaimana yang
dipercayai orang-orang mukmin, bukan pula ilmu-ilmu burhan dan nazar milik para
hakim, mutakalimin dan ahli balaghah, tetapi makrifat terhadap keesaan Tuhan
yang khusus dimilki para ahli Allah. Sebab, mereka adalah orang yang
menyaksikan Allah dengan hatinya, sehingga terbukalah baginya apa yang tidak
dibukakan untuk hamba-hamban-Nya yang lain.
Makrifat yang sebanarnya
adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya makrifat yang murni seperti
matahari tak dapat di lihat kecuali dengan cahayanya. Senantiasa seorang hamba
mendekat kepada Allah sehingga terasa hilang dirinya, lebur dalam
kekuasaan-Nya, mereka merasa berbicara dengan ilmu yang telah diletakkan Allah
pada lidah mereka, mereka melihat demgan penglihatan Allah, mereka berbuat
dengan perbuatan Allah.
2.
Tasawuf Akhlaki
Kata tasawuf dalam bahasa Arab adalah membersihkan atau saling
membersihkan kata membersihkan merupakan
kata kerja yang membutuhkan objek. Objek tasawuf yaitu akhlak manusia.Kata
ahlaq juga berasal dari bahsa Arab yang secara bahasa bermakna pembuatan atau
penciptaan. Dalam konteks Agama, akhlak bermakna perangiai, budi, tabiat, adab,
atau tingkah laku. Jadi Tasawuf Ahlak bermakna membersihkan tingkah laku atau
Sali8ng membersihkan tingkah laku.
Allah
Berfirman : Surah
as-Syams : 7-8.
وَتَقْوَٮٰهَا فُجُورَهَا فَأَلْهَمَهَا سَوَّٮٰهَا وَمَا وَنَفْسٍ
Artinya:“Dan jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya”.
Dalam tasawuf ahlaki,
terdapat sistem pembinaan ahlak disusun sebagaqi berikut.
a.
Takhalli
Takhalli
merupakan langkat pertama yang harus dijalani sesesorang, yaitu usaha
mengosongkan diri dari perilaku atu ahlak tercela. Hal ini dapat dicapai dengan
menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala dan berusah melenyapkan dorongan
hawa nafsu.
Takhalli dapat dinyatakan menjauhkan diri
dari kemaksiatan, kemewahan dunia, serta melepaskan diri dari hawa nafsu yang
jahat, semua itu adalah penyakit hati yang merusak. Menurut kelompok sufi,
maksiat dibagi menjadi dua, yakni maksiat fisik dan maksiat batin. Maksiat
fisik adalah segala bentuk maksiat yang dilakukan atau dikerjakan oleh anggota
badan yang secara fisik. Sedangkan maksiat batin adalah berbagai bentuk dan
macam maksiat yang dilakukan oleh hati, yang merupakan organ batin manusia.
Pada hakekatnya, maksiat batin ini lebih
berbahaya dari pada maksiat fisik. Jenis maksiat ini cenderung tidak tersadari
oleh manusia karena jenis maksiat ini adalah jenis maksiat yang tidak terlihat,
tidak seperti maksiat fisik yang cenderung sering tersadari dan terlihat.
Bahkan maksiat batin dapat menjadi motor bagi seorang manusia untuk melakukan
maksiat fisik. Sehingga bila maksiat batin ini belum dibersihkan atau belum
dihilangkan, maka maksiat lahir juga tidak dapat dihilangkan.
b.
Tahalli
Tahalli
adalah upaya m,engisi atau menghiyasi diri dengan jalan membiasan diri dengan
sikap, perilaku, dan akhak terpuji.
Pada dasarnya, hari atau
jiwa manusia dapatlah dilatih, diubah, dikuasai, dan dibentuk sesuai dengan
kehendak manusia itu sendiri. Dengan kata lain sikap, atau
tindakan yang dicerminkan dalam bentuk perbuatan baik yang bersifat fisik
ataupun batin dapat dilatih, dirubah menjadi sebuah kebiasaan dan dibentuk
menjadi sebuah kepribadian.
c.
Tajalli
Untuk penepatan dan prendalaman materi yang
telah dilalui pada fase tahalli, rangkaian pendidikan akhlak disempurnakan pada
fase tajalli. Tahap ini termasuk penyempurnsan kesucian jiwa hanya dapat
ditempuh dengan satu jalan, yaitu cintu
kepada Allah dan memeperdalam rasa kecintaan itu.
Tahap Tajalli tentu saja
tidak hanya dapat ditempuh dengan melakukan latihan-latihan kejiwaan yang
tersebut di atas, namun latihan-latihan tersebut harus lah dapat ia rubah
menjadi sebuah kebiasaan dan membentuknya menjadi sebuah kepribadian. Hal ini
berarti, untuk menempuh jalan kepada Allah dan membuka tabir yang menghijab
manusia dengan Allah, seseorang harus terus melakukan hal-hal yang dapat terus
mengingatkannya kepada Allah, seperti banyak berdzikir dan semacamnya juga
harus mampu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membuatnya
lupa dengan Allah seperti halnya maksiat dan semacamnya.
Ciri-ciri tasawuf akhlaki antarai yaitu:
a.
Melandaskan diri
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b.
Kesinambungan
antara hakikat dengan syari’at.
c.
Lebih bersifat
mengajarkan dualisme dalam hubungan antar Tuhan dan manusia.
d.
Lebih
terkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak dan pengobatan jiwa
dengnan cara latihan mental.
Tidak
menggunakan terminologi-terminologi
filsafat. Terminologi-terminologi yang dikembangkan lebih transparan.
3.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran
tasawuf yang mengenal Tuhan (Makrifat) dengan pendekatan rasio (filsafat)
hingga menuju ke tempat yang lebih tinggi bukan hanya merngenal tuhan saja
melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu kesatuan wujud. Bisa jiga dikatan
tasawuf filsafi yaitu tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat.
Kaum sufi falsafi, mereka
meyakini bahwasannya alam semesta hanyalah bayangan fatamorgana dan biasan dari
zat Allah. Semua yang ada adalah wujud Allah & jelmaan Allah. Jika demikian
faktanya, seyogyanya kita merenungi sebuah riwayat, ketika Rasulullah saw.
memarahi Umar Ibn al-Khattab ra karena kedapatan membawa sobekan taurat,
Rasulullah bersabda:
مَا هَذَا أَلَمْ آتِ
بِهاَ بَيْضَاءَ نَقِيَّةً؟ لَوْ أَدْرَكَنِي أَخِي مُوسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ
إِلاَّ اتِّبَاعِي
“Apa yang kamu bawa ini, bukankah aku telah membawa (al-Qur’an)
yang jelas dan jernih? Kalau seandainya saudaraku Musa as. hidup pada zamanku,
tentu beliau tidak akan susah-susah lagi, kecuali mengikutiku.” (HR. Al-Amidi)
Dalam hadits ini dapat dipahami, umat Muhammad saw wajib mengikuti
tuntunan Rasulullah saw dan al-Quran. Artinya umat Islam dilarang mengambil
sumber pemikiran dari peradaban lain jika perkara tersebut sudah terdapat dalam
sumber hukum Islam. Karena itu, dari aspek sumber pemikiran, tasawuf falsafi
seringkali dianggap melakukan kesalahan, karena mengambil sumber teori tasawuf
dari filsafat non-islam, meskipun para tokohnya pada akhirnya selalu
mencoba menjustifikasi teori falsafinya dengan dalil qur`an atau hadits.
Ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya
samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh iapa
saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang
sebagai filsafat karena ajarannya dan metodenya didasarkan pada rasa tetapi
tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pergantiannya yang murni,
karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih
berorientasi pada panteisme.
Menurut
Ibnu Kaldun ada empat objek utama yang menjadikan perhatian para sufi filosof,
antara lain sebagai berikut:
a.
Pertama, latihan
rohaniah dengan rasa, intuisi, serta introspeksi diri yang timbul darinya.
b.
Kedua, iluminasi
atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat malikat, wahyu
,roh.
c.
Ketiga,
peristiwa dalam alam yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk keramatan atau
keluarbiasaan.
d.
Keempat,
menciptakan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar yang
dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa mengingkarinya dan
menyetujuinya.
B. Perbedaan Tasawuf Akhlaqi, Irfani
dan Falsafi
Adapun secara spesifik dapat di simpulkan bahwa perbedaan
antara ketiga tasawuf tersebut adalah:
1.
Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf Akhlaqi
merupakan ajaran akhlaq dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan
yang optimal. Dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang
berkonsentrasi pada teori-teori prilaku, akhlaq atau budi pekerti atau
perbaikan akhlaq.
2.
Tasawuf Irfani
Tasawuf Irfani
merupakan tasawuf yang berusaha menyingkap hakikat kebenaran atau ma’rifah
diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi
melalui pemberian Tuhan (mauhibah). Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya
melakukan tasfiyat al-Qalb. Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog
secara batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah
kedalam hatinya, hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi ”tanpa
berfikir”).
3.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi
merupakan sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan (ma’rifat) dengan
pendekatan rasio (filsafat) hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi, bukan
hanya mengenal Tuhan saja (ma’rifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu,
yaitu wahdatul wujud (kesatuan wujud).[3]
- Persamaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi
1) Merupakan
cabang dari ilmu tasawuf.
2) Tasawuf
diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-Syar’I (tujuan-tujuan
syara’),karena bertasawuf pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah.
3) Sama-sama
bertujuan beribadah (pendekatan diri) kepada Allah secara murni.
4) Ketiga bagian tersebut
secara esensial semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni (mahdhah)
untuk mewujudkan akhlak-alkarimah baik secara maupun sosial.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Tasawuf akhlaki merupakan
gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak.Akhlak erat hubungannya dengan
perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat
tinggalnya.Jadi tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh,jika pengetahuan
tasawuf dan ibadah kepada Allah SWT dibuktikan dalam kehidupan sosial.
Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal
keikhlasan dalam hubungan antar manusia,tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa
yang kita lakukan tidak pernah kita lakukan.Ini tingkatan ikhlas yang paling
tinggi.
Tasawuf
falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi
rasional pengasasnya.Tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam
pengungkapannya.Terminologi falsafi berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat
yang telah memengaruhi para tokohnya.
- Saran
Demikianlah penyajian yang
kami susun tentang pembahasan Perbedaan dan persamaan tasawuf akhlaki,
irfani dan falsafi. Kami menyadari bahwa yang
kami buat jauh dari pada sempurna dan juga masih banyak kesalahan, untuk itu
kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar selanjutnya
menjadi lebih baik, semoga tulisan ini
dapat memberikan manfaat kepada kita. Amin.
Daftar Pustaka
Ali
Sayyid Nur Said, At-Tashawwuf Asy-Syar’i, terj. M. Yaniyullah Jud. Tasawuf
Syar’i, Jakarta: Hikmah-Mizan, 2003.
Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf.
Bandung: CV.Pustaka Setia, 2010
Akhlak tasawuf,
pengenalan, pemahaman, dan pengaplikasiannya, Ahmad Baangun Nasution, Rayani
Hanum siregar, PT. Raja Grafindo Persada: 2003.
BISA MINTA UNTUK DIDOWNLOAD???
BalasHapusSilakan
HapusBisa
HapusIZIN COPAS BG
BalasHapusSilakan
Hapusizin copy
BalasHapusSilakan
HapusIzin copy
BalasHapusSilakan
Hapusizin copy
BalasHapusSilakan
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusassalamualikum kak, boleh ijin copas?
BalasHapusSilakan...
Hapusizin copas ya
BalasHapussilakan mas...
Hapusizin copas mas
BalasHapusizin copas mas
BalasHapuskak mohonon izin copas
BalasHapusIZIN COPAS BANG
BalasHapusizin copy kang
BalasHapusizin copas
BalasHapusizin cop
BalasHapusizin copy
BalasHapusgimana copy nya bg
BalasHapusizin copy
BalasHapusizin kopas bang
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusIzin copy kak🙏
BalasHapusIzin copy kak 🙏
BalasHapusIzin copy ka🙏
BalasHapusIzin copy ka
BalasHapusIzin kopy kak
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusIzin copy blog🙏
BalasHapusizin copy
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusIzincopy
BalasHapusizin coppy
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusIzin copy
BalasHapusIzin copy
BalasHapusizin copy kak
BalasHapusIzin copy ka
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusIZIN COPY KAK
BalasHapussilakan
HapusIzin copas kak makasi
BalasHapusKak mohon izin copas
BalasHapusizin copas
BalasHapusIzin copy ya
BalasHapussilakan
Hapusizin copy ya kak
BalasHapussilakan
Hapusizin copy
BalasHapussilakan
HapusIzin copy
BalasHapusSangat membnatu jazalumuklah
BalasHapusIjin copas
BalasHapusassalamualaikum kang,izin copy ya🙏
BalasHapusIzin download kak🙏🏻
BalasHapus